PERAN GURU
DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK
OLEH : KADIR DINA
Pendidikan adalah
suatu unsure yang penting bagi sebuah Negara, selain ekonomi dan politik , maka
eksistensi dari pendidikan juga tidak dapat dipandang sebelah mata, politik
dapat disematkan sebagai elemen Negara yang menggerakkan alur pemerintahan dan
birokrasi sebuah Negara, mengkaji masalah kebijakan public, pengambilan
keputusan dan otonomi daerah, sementara ekonomi adalah urusan Negara dibidang
kesejahteraan, atau tingkat kemampuan masyarakat dalah konsumsi barang
produksi, ataupun berbicara mengenai tingkat pendapatan daerah dan nasional
maupun peningkatan kredit usaha mikro kecil dan menengah yang tentu semua
berujung kepada kesejahteraan Negara, begitu juga dengan pendidikan, sangat
berharga bagi sebuah Negara, bahkan bagi sebagian ahli mengatakan bahwa Negara
itu dapat berkembang oleh karena adanya dukungan pendidikan yang berkualitas,
kita ingat betul sewaktu peran yang melanda jepang di masa lampau, saat itu
banyak tentara dan warga sipil mati karena serangan tembakan dan granat musuh
hingga sedikit sekali rakyat sipil dan tentara yang hidup hingga salah satu
pemimpin diantara mereka berkata apakah masih ada guru yang hidup diantara
warga sipil kita?, dia tidak bertanya masih adakah kepala kantor A, atau masih
ada tidak kepala polisi dan tentara kita?, tidak dia bertanya tentang jumlah
guru yang masih hidup, ini menggambarkan indikasi bagi kita bahwa eksistensi
guru dibidang apapun tidak akan sedikit nilainya, mereka akan memiliki manfaat
yang sangat besar bagi keperluan transfer dibidang pengetahuan.
Di dalam dunia
pendidikan paling tidak ada beberapa elemen yang berkecimpung didalamnya,
elemen-elemen ini meliputi unsure internal dan eksternal yang ada didalamnya,
baik yang kecil maupun besar peranannya, dan diantara elemen tersebut adalah:
1. Guru
Guru seperti kata dasarnya adalah orang yang memiliki
segudang pengetahuan dan berusaha mentransfer pengetahuan kepada anak didik,
baik itu ilmu pasti maupun ilmu sosial, ilmu pasti misalnya fisika, kimia,
matematika, dan ilmu hitung lainnya, begitu juga dengan ilmu sosial, seperti
hukum, politik, komunikasi, antropologi dan lain sebagainya yang berusaha
diajarkannya setiap memasuki ruangan bertatap muka dengan anak didik, seorang
guru yang baik tidak mesti selalu menjelaskan materi berdasarkan konsep yang ada,
sebab peserta didik tidak terlalu suka mendapati keadaan yang demikin, mereka
lebih suka untuk berimprovisasi dan menemukan hal baru diluar materi yang ada
dalam standar silabi yang ada. Bisa saja para pengajar menuangkan materi
tentang hikmah kehidupan, arti orang lain bagi kita dan sebagainya, walaupun
dari kulit luarnya ini terlihat menjauh dari standar kompetensi yang diinginkan
tetap saja pengajar harus yakin bahwa kegiatan belajar mengajar bukan hanya
kegiatan untuk mentransfer ilmu tetapi pendidikan juga merupakan media untuk
memanusiakan manusia, memahat manusia yang lebih humanis dan cinta akan orang
lain, itulah makna pendidikan yang sebenarnya.
Ketika siswa datang pertama kali kesekolah atau anak
dewasan masuk ke university maka yang mereka temui untuk pertama kalinya adalah
para pengajar, yang memulai kali pertama transfer pengetahuan adalah para
pengajar baik guru maupun dosen, untuk itu guru tidak salah jika dinobatkan
sebagai orang tua murid di sekolah, maka guru tidak memilih mana murid yang
harus disayangi dengan sangat dan mana murid yang harus diperlakukan ekstra
keras, karena semua murid dihadapan pendidikan sama, yakni berhak mendapatkan
pengetahuan yang sama dan berhak mendapatkan perlakuan yang sama, jangan
dikotak-kotakkan.
Tipe-tipe guru juga bervariasi, ada yang kalem, ada yang
keras, ada yang cerewet, dan macem model lainnya, tergantung penilaian
subjektif dari masing-masing siswa. Kenapa bisa ada guru seperti itu, memang
landasan karekter dari kecil hingga mengajar adalah pelopor utama karakter
seorang guru, jika guru terbiasa marah-marah sejak kecil hingga besar maka
sifat itu akan dia bawa ke dunia pendidikan, dia akan sangat mudah terangsang
akan hal-hal kecil yang menurutnya wajib untuk melampiaskan amarah didalamnya,
ada juga guru yang kalem lembut dan bersahaja, nah kalau ini adalah guru yang
terbiasa hidup damai dan tidak menganggap suatu persoalan menjadi suatu
boomerang yang harus diperdebatkan dengan pihak manapun sebaliknya ia mencari
solusi yang cerdas untuk jalan keluar masalah tersebut dan ingat ini sudah
dilatih dan terbiasa sejak dia kecil hingga besar.
Peran guru sekali lagi tidak dapat dipungkiri membawa
gambaran juga bagi karakter peserta didik, guru yang berkualitas dibidang ilmu
pengetahuan hakikatnya akan melahirkan bibit pelajar yang unggul pula dalam
ilmu pengetahuan, begitupun sebaliknya guru yang kerjaannya hanya main gadget
dan medsos tiap harinya cenderung tidak dapat membuah muridnya berhasil dalam
belajar, bahkan yang lebih parah adalah dia tidak akan pernah perduli jikalau
sekiranya murid ini akan pinter atau bodoh, yang dia tahu adalah gaji tiap
bulannya yang diterima tidak akan berkurang lantaran anak didik tidak mau
mendengar perkataannya, terkadang ungkapan ini yang sering saya dengar semasa
sekolah, “apapun yang kalian lakukan terserah kalian, toh gaji saya tidak akan
berkurang kok”, ini adalah kalimat yang sangat menyayat sebenarnya dibidang
pendidikan, kerana apalagi yang bisa diharapkan dalam pendidikan jika guru
sudah membiarkan anak didik bebas bertindak sesuai keinginan hati anak didik
tadi, maka yang terjadi adalah ketidak pedulian satu sama lain, dan jangan
diabaikan hal ini, siswa itu pada dasarnya labil dan memerlukan bimbingan yang
berkualitas, jangan ditodong dengan menggunakan kalimat seperti itu, pantas
saja moral anak didik bisa rusak oleh karena guru tidak perduli dengan kelakuan
peserta didik.
Guru oleh ki hajar dewantara adalah pengayom pembimbing
dan pendorong, dari segala sisi tentunya, maka ini sudah mewakili tugas para
guru untuk tidak mengabaikan para pelajar tersebut dalam rangka melahirkan
pelajar yang berilmu pengetahuan yang baik. Sehingga dari sini maka solusi yang
dapat tawarkan adalah mengayomi peserta didik itu perlu dan bahkan
sangat-sangat perlu untuk dilakukan dalam rangka membangun karakter siswa yang
berkualitas.
2. Siswa
Siswa adalah istilah lain bagi orang yang menimbah ilmu
pengetahuan di sekolah, datang belajar kesekolah mulai dari pagi hingga
menjelang sore hari, dan ini kegiatan yang terus berulang dilakukan hingga saat
masa tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan Negara.
Jenjang atau masa seorang menjadi siswa idealnya adalah
dua tahun taman kanak-kanak, enam tahun masa sekolah dasar, tiga tahun masa
sekolah menengah pertama, dan tiga tahun terakhir masa sekolah menengah atas,
ini adalah sekolah yang berseragam sama dan cenderung disiplin lagi tidak bebas
sementara untuk studi selanjutnya akan berlangsung diperguruan tinggi
(university) atau istilah lainnya adalah kampus, disini siswa bebas berpakaian
tidak lagi sama warna dan ragamnya tetapi cukup bebas dan rapi.
Ada banyak hal yang dilalui oleh masing-masing individu
saat masih menjadi pelajar disekolah formal, bahkan bagi sebagian orang itu
adalah kenangan yang tidak akan pernah terlupakan, bagi saya pribadi tidak akan
berbeda tentunya, ada banyak kenangan yang terbangun disana. Dan akan melekat
dalam waktu yang lama, baik itu hubungan asmara dengan gadis cantik di sekolah
atau cowok tampan disekolah, atau persahabatan yang begitu erat terbangun
diantara teman sekelas maupun kelas lain yang membuat kita merasa mereka
sebagai keluarga kita sendiri ini adalah lika-liku warna yang pernah terjadi
dimasa sekolah.
Siswa adalah elemen kedua yang terpenting dalam institusi
pendidikan, karena kalau tidak ada siswa lah guru mau ngajar apa, komodo
jablay, jelas dari sini peran siswa dalam pendidikan itu sangat perlu sehingga
para guru diajarkan untuk memahami siswa dari segi apapun.
3. Kepala
sekolah
Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan
dari pemerintah untuk mengatur alur pendidikan yang ada disuatu sekolah, bisa
kepala sekolah sebagai manajer, dan bisa juga sebagai pemimpin di suatu
institusi akademik, sebagai manajer artinya keapala sekolah bertindak atau
orang yang memiliki pengaruh dalam hal perencanaan pendidikan yang ada,
kemudian dia juga bisa sebagai organisatoris artinya dapat membagi tupoksi guru
dalam bekerja atau mengawal tugas tambahan guru dalam aktivitas belajar diluar
kegiatan belajar mengajar atau bisa juga kegiatan keterampilan ekstrakurikuler
di luar jam sekolah maupun kegiatan seminar dan workshop yang dilaksanakan oleh
pihak sekolah, guru juga sebagai action, orang yang melaksanakan kegiatan
pembelajaran atau minimal dia terlibat untuk memegang suatu mata kuliah, turut
serta dalam perencanaan kurikulum sekolah dan aktivitas lainnya yang berujung
kepada kemajuan sekolah yang dipimpinnya, kemudian kepala sekolah juga turut
terlibat dalam aktivitas pelaporan penggunaan dana yang diberikan pemerintah
kepada sekolahnya, baik bantuan operasional sekolah maupun dana pembangunan dan
penambahan gedung sekolah juga pengeluaran-pengeluaran kecil yang dilakukan
oleh guru dan staf.
4. Pengawas
(pemerintah)
Pengawas atau pemerintah, pemerintah yang dimaksud disini
adalah level kementrian pendidikan, yang berwenang mengatur segala sesuatu yang
ada hubungannya dengan sekolah yang ada di Indonesia, baik peraturan tentang
kurikulum, biaya pendidikan, kesejahteraan guru dan siswa dan lain sebagainya,
kemudian level berikutnya adalah kementrian pendidikan yang ada di daerah yang
bertugas sebagai perpanjangan tangan dari kementrian pusat yang bertugas
mengawasi jalannya efektivitas kegiatan pendidikan yang ada didaerah.
Pemerintah
pada dasarnya adalah menjadi backing-up dunia pendidikan karena disanalah
regulasi yang berkaitan dengan pendidikan diatur, sehingga pemerintah tidak
dapat diabaikan dalam hal suksesi kegiatan pendidikan disuatu Negara.
5. Orang
tua
Orang tua adalah agen pertama dan utama dalam dunia
pendidikan, karena karakter anak dalam institusi pendidikan terekadang adalah
akumulasi perlakuan orang tua di rumah, seingga harus bagi orang tua untuk
dapat memberi dan mengajarkan moral terbaik mereka didalam rumah.
Pembahasan
orang tua disini tidak dapat dipanjangkan karena memang sorotan atau lokus
utama dari tulisan ini adalah guru sebagaia penggambar karakter siswa.
Intinya
bahwa orang tua adalah media dasar yang menggambar kepribadian siswa
dilingkungan sosialnnya termasuk sekolah. Sebagai kesimpulan dari
tulisan ini bahwa memang pada dasarnya guru adalah elemen pendidikan yang
sangat berpengaruh dalam mengembangkan karakter peserta didik yang ada
diindonesia, lewat tangan dingin para gurulah akan lahir generasi yang besar
dari segi pengetahuannya, kita tahu betul bahwa lahirnnya para filosof, ilmuan,
penemu, arkeolog semuanya adalah hasil karya para guru, sehingga guru juga
harus menjadi ahli dan karismatik dalam rangka mewujudkan karakter siswa yang
berkualitas