Selasa, 23 Januari 2018

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK
















PERAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK 
OLEH : KADIR DINA



Pendidikan adalah suatu unsure yang penting bagi sebuah Negara, selain ekonomi dan politik , maka eksistensi dari pendidikan juga tidak dapat dipandang sebelah mata, politik dapat disematkan sebagai elemen Negara yang menggerakkan alur pemerintahan dan birokrasi sebuah Negara, mengkaji masalah kebijakan public, pengambilan keputusan dan otonomi daerah, sementara ekonomi adalah urusan Negara dibidang kesejahteraan, atau tingkat kemampuan masyarakat dalah konsumsi barang produksi, ataupun berbicara mengenai tingkat pendapatan daerah dan nasional maupun peningkatan kredit usaha mikro kecil dan menengah yang tentu semua berujung kepada kesejahteraan Negara, begitu juga dengan pendidikan, sangat berharga bagi sebuah Negara, bahkan bagi sebagian ahli mengatakan bahwa Negara itu dapat berkembang oleh karena adanya dukungan pendidikan yang berkualitas, kita ingat betul sewaktu peran yang melanda jepang di masa lampau, saat itu banyak tentara dan warga sipil mati karena serangan tembakan dan granat musuh hingga sedikit sekali rakyat sipil dan tentara yang hidup hingga salah satu pemimpin diantara mereka berkata apakah masih ada guru yang hidup diantara warga sipil kita?, dia tidak bertanya masih adakah kepala kantor A, atau masih ada tidak kepala polisi dan tentara kita?, tidak dia bertanya tentang jumlah guru yang masih hidup, ini menggambarkan indikasi bagi kita bahwa eksistensi guru dibidang apapun tidak akan sedikit nilainya, mereka akan memiliki manfaat yang sangat besar bagi keperluan transfer dibidang pengetahuan.
Di dalam dunia pendidikan paling tidak ada beberapa elemen yang berkecimpung didalamnya, elemen-elemen ini meliputi unsure internal dan eksternal yang ada didalamnya, baik yang kecil maupun besar peranannya, dan diantara elemen tersebut adalah:
  1.   Guru
Guru seperti kata dasarnya adalah orang yang memiliki segudang pengetahuan dan berusaha mentransfer pengetahuan kepada anak didik, baik itu ilmu pasti maupun ilmu sosial, ilmu pasti misalnya fisika, kimia, matematika, dan ilmu hitung lainnya, begitu juga dengan ilmu sosial, seperti hukum, politik, komunikasi, antropologi dan lain sebagainya yang berusaha diajarkannya setiap memasuki ruangan bertatap muka dengan anak didik, seorang guru yang baik tidak mesti selalu menjelaskan materi berdasarkan konsep yang ada, sebab peserta didik tidak terlalu suka mendapati keadaan yang demikin, mereka lebih suka untuk berimprovisasi dan menemukan hal baru diluar materi yang ada dalam standar silabi yang ada. Bisa saja para pengajar menuangkan materi tentang hikmah kehidupan, arti orang lain bagi kita dan sebagainya, walaupun dari kulit luarnya ini terlihat menjauh dari standar kompetensi yang diinginkan tetap saja pengajar harus yakin bahwa kegiatan belajar mengajar bukan hanya kegiatan untuk mentransfer ilmu tetapi pendidikan juga merupakan media untuk memanusiakan manusia, memahat manusia yang lebih humanis dan cinta akan orang lain, itulah makna pendidikan yang sebenarnya.
Ketika siswa datang pertama kali kesekolah atau anak dewasan masuk ke university maka yang mereka temui untuk pertama kalinya adalah para pengajar, yang memulai kali pertama transfer pengetahuan adalah para pengajar baik guru maupun dosen, untuk itu guru tidak salah jika dinobatkan sebagai orang tua murid di sekolah, maka guru tidak memilih mana murid yang harus disayangi dengan sangat dan mana murid yang harus diperlakukan ekstra keras, karena semua murid dihadapan pendidikan sama, yakni berhak mendapatkan pengetahuan yang sama dan berhak mendapatkan perlakuan yang sama, jangan dikotak-kotakkan.
Tipe-tipe guru juga bervariasi, ada yang kalem, ada yang keras, ada yang cerewet, dan macem model lainnya, tergantung penilaian subjektif dari masing-masing siswa. Kenapa bisa ada guru seperti itu, memang landasan karekter dari kecil hingga mengajar adalah pelopor utama karakter seorang guru, jika guru terbiasa marah-marah sejak kecil hingga besar maka sifat itu akan dia bawa ke dunia pendidikan, dia akan sangat mudah terangsang akan hal-hal kecil yang menurutnya wajib untuk melampiaskan amarah didalamnya, ada juga guru yang kalem lembut dan bersahaja, nah kalau ini adalah guru yang terbiasa hidup damai dan tidak menganggap suatu persoalan menjadi suatu boomerang yang harus diperdebatkan dengan pihak manapun sebaliknya ia mencari solusi yang cerdas untuk jalan keluar masalah tersebut dan ingat ini sudah dilatih dan terbiasa sejak dia kecil hingga besar.
Peran guru sekali lagi tidak dapat dipungkiri membawa gambaran juga bagi karakter peserta didik, guru yang berkualitas dibidang ilmu pengetahuan hakikatnya akan melahirkan bibit pelajar yang unggul pula dalam ilmu pengetahuan, begitupun sebaliknya guru yang kerjaannya hanya main gadget dan medsos tiap harinya cenderung tidak dapat membuah muridnya berhasil dalam belajar, bahkan yang lebih parah adalah dia tidak akan pernah perduli jikalau sekiranya murid ini akan pinter atau bodoh, yang dia tahu adalah gaji tiap bulannya yang diterima tidak akan berkurang lantaran anak didik tidak mau mendengar perkataannya, terkadang ungkapan ini yang sering saya dengar semasa sekolah, “apapun yang kalian lakukan terserah kalian, toh gaji saya tidak akan berkurang kok”, ini adalah kalimat yang sangat menyayat sebenarnya dibidang pendidikan, kerana apalagi yang bisa diharapkan dalam pendidikan jika guru sudah membiarkan anak didik bebas bertindak sesuai keinginan hati anak didik tadi, maka yang terjadi adalah ketidak pedulian satu sama lain, dan jangan diabaikan hal ini, siswa itu pada dasarnya labil dan memerlukan bimbingan yang berkualitas, jangan ditodong dengan menggunakan kalimat seperti itu, pantas saja moral anak didik bisa rusak oleh karena guru tidak perduli dengan kelakuan peserta didik.
Guru oleh ki hajar dewantara adalah pengayom pembimbing dan pendorong, dari segala sisi tentunya, maka ini sudah mewakili tugas para guru untuk tidak mengabaikan para pelajar tersebut dalam rangka melahirkan pelajar yang berilmu pengetahuan yang baik. Sehingga dari sini maka solusi yang dapat tawarkan adalah mengayomi peserta didik itu perlu dan bahkan sangat-sangat perlu untuk dilakukan dalam rangka membangun karakter siswa yang berkualitas.


   2.   Siswa
Siswa adalah istilah lain bagi orang yang menimbah ilmu pengetahuan di sekolah, datang belajar kesekolah mulai dari pagi hingga menjelang sore hari, dan ini kegiatan yang terus berulang dilakukan hingga saat masa tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan Negara.
Jenjang atau masa seorang menjadi siswa idealnya adalah dua tahun taman kanak-kanak, enam tahun masa sekolah dasar, tiga tahun masa sekolah menengah pertama, dan tiga tahun terakhir masa sekolah menengah atas, ini adalah sekolah yang berseragam sama dan cenderung disiplin lagi tidak bebas sementara untuk studi selanjutnya akan berlangsung diperguruan tinggi (university) atau istilah lainnya adalah kampus, disini siswa bebas berpakaian tidak lagi sama warna dan ragamnya tetapi cukup bebas dan rapi.
Ada banyak hal yang dilalui oleh masing-masing individu saat masih menjadi pelajar disekolah formal, bahkan bagi sebagian orang itu adalah kenangan yang tidak akan pernah terlupakan, bagi saya pribadi tidak akan berbeda tentunya, ada banyak kenangan yang terbangun disana. Dan akan melekat dalam waktu yang lama, baik itu hubungan asmara dengan gadis cantik di sekolah atau cowok tampan disekolah, atau persahabatan yang begitu erat terbangun diantara teman sekelas maupun kelas lain yang membuat kita merasa mereka sebagai keluarga kita sendiri ini adalah lika-liku warna yang pernah terjadi dimasa sekolah.
Siswa adalah elemen kedua yang terpenting dalam institusi pendidikan, karena kalau tidak ada siswa lah guru mau ngajar apa, komodo jablay, jelas dari sini peran siswa dalam pendidikan itu sangat perlu sehingga para guru diajarkan untuk memahami siswa dari segi apapun.

      3.   Kepala sekolah
Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan dari pemerintah untuk mengatur alur pendidikan yang ada disuatu sekolah, bisa kepala sekolah sebagai manajer, dan bisa juga sebagai pemimpin di suatu institusi akademik, sebagai manajer artinya keapala sekolah bertindak atau orang yang memiliki pengaruh dalam hal perencanaan pendidikan yang ada, kemudian dia juga bisa sebagai organisatoris artinya dapat membagi tupoksi guru dalam bekerja atau mengawal tugas tambahan guru dalam aktivitas belajar diluar kegiatan belajar mengajar atau bisa juga kegiatan keterampilan ekstrakurikuler di luar jam sekolah maupun kegiatan seminar dan workshop yang dilaksanakan oleh pihak sekolah, guru juga sebagai action, orang yang melaksanakan kegiatan pembelajaran atau minimal dia terlibat untuk memegang suatu mata kuliah, turut serta dalam perencanaan kurikulum sekolah dan aktivitas lainnya yang berujung kepada kemajuan sekolah yang dipimpinnya, kemudian kepala sekolah juga turut terlibat dalam aktivitas pelaporan penggunaan dana yang diberikan pemerintah kepada sekolahnya, baik bantuan operasional sekolah maupun dana pembangunan dan penambahan gedung sekolah juga pengeluaran-pengeluaran kecil yang dilakukan oleh guru dan staf.

     4.   Pengawas (pemerintah)
Pengawas atau pemerintah, pemerintah yang dimaksud disini adalah level kementrian pendidikan, yang berwenang mengatur segala sesuatu yang ada hubungannya dengan sekolah yang ada di Indonesia, baik peraturan tentang kurikulum, biaya pendidikan, kesejahteraan guru dan siswa dan lain sebagainya, kemudian level berikutnya adalah kementrian pendidikan yang ada di daerah yang bertugas sebagai perpanjangan tangan dari kementrian pusat yang bertugas mengawasi jalannya efektivitas kegiatan pendidikan yang ada didaerah.
Pemerintah pada dasarnya adalah menjadi backing-up dunia pendidikan karena disanalah regulasi yang berkaitan dengan pendidikan diatur, sehingga pemerintah tidak dapat diabaikan dalam hal suksesi kegiatan pendidikan disuatu Negara.
   5.   Orang tua
Orang tua adalah agen pertama dan utama dalam dunia pendidikan, karena karakter anak dalam institusi pendidikan terekadang adalah akumulasi perlakuan orang tua di rumah, seingga harus bagi orang tua untuk dapat memberi dan mengajarkan moral terbaik mereka didalam rumah.
Pembahasan orang tua disini tidak dapat dipanjangkan karena memang sorotan atau lokus utama dari tulisan ini adalah guru sebagaia penggambar karakter siswa.

Intinya bahwa orang tua adalah media dasar yang menggambar kepribadian siswa dilingkungan sosialnnya termasuk sekolah. Sebagai kesimpulan dari tulisan ini bahwa memang pada dasarnya guru adalah elemen pendidikan yang sangat berpengaruh dalam mengembangkan karakter peserta didik yang ada diindonesia, lewat tangan dingin para gurulah akan lahir generasi yang besar dari segi pengetahuannya, kita tahu betul bahwa lahirnnya para filosof, ilmuan, penemu, arkeolog semuanya adalah hasil karya para guru, sehingga guru juga harus menjadi ahli dan karismatik dalam rangka mewujudkan karakter siswa yang berkualitas